Hikmah Dianugerahi Sakit


Jika ditanya siapa yang mau dapat hadiah sakit tentulah tidak ada yang bersedia. Karena secara kasat mata, sakit itu menyiksa, tidak leluasa bergerak, banyak hal yang harus dikorbankan, seolah kebahagiaan menjadi sirna.

Namun jika ditanya siapa yang ingin meraih surga, pastilah banyak orang berebut untuk memperolehnya? Padahal untuk sekedar mendapatkan hadiah pulsa senilai 50 ribu saja harus ada usaha. "Betul tidak?" Kata Aa Gym.

Lalu, jika kita berharap surga adakah upaya untuk meraihnya. Tentulah, Allah tidak akan memberikan hadiah surga secara cuma -cuma namun harus melewati ujian dan cobaan.

Nah, jika saat ini ada saudara kita yang sedang diberikan cobaan berupa sakit, tidakkah terlintas bahwa dia sebetulnya telah mendapatkan tiket untuk masuk surga. Namun tergantung, apakah dia ikhlas, sabar dan rida menerima ketetapan Allah atau justru sebaliknya malah bersu'udzon dan kufur kepada Allah.

Banyak orang hanya bisa melihat suatu kejadian dari kacamata dhohir, padahal sejatinya justru kacamata batinlah yang lebih mampu memandang dengan lebih jernih. Apa sebetulnya hikmah dari setiap kejadian termasuk sakit?

Terkadang masih ada yang mencibir jika ada kerabat yang dianugerahi sakit, terlebih ketika tahu bahwa sakitnya karena terpapar covid 19. Lalu sibuk mencari informasi, mengapa bisa terpapar, dimana, mengapa, dan sederetan pertanyaan yang sebetulnya hanya membuatnya lelah memikirkan nasib kerabatnya. Sementara tujuan pertanyaannya hanya dijadikan bahan ghibah yang justru banyak madaratnya. Naudzubillah.

Padahal sebetulnya, kerabatnya (dalam kacamata batin) sedang berjuang agar tiket menuju surga yang sudah dipegang bisa dia gunakan pada saatnya nanti. Sementara orang yang mencibir, malah belum mendapatkan tiket tersebut. Kasihan kan?

Mari kita bersama-sama berlomba untuk mendapatkan surga-Nya dengan cara yang lain. Dengan berempati, mendoakan saudaranya agar diberikan kesembuhan. Bukankah mendoakan secara diam-diam itupun akan dicatat Allah sebagai amal kebaikan. Jika ingin berkabar, bertanyalah dengan santun jangan sampai hati kerabatnya terluka.

***

Saat menjelang kepergian suami tercinta, secara tak sengaja saya sempat berbincang dengan almarhum. "Yah, kalau kondisinya seperti saat ini, bukan tidak mungkin semua orang akan merasakan terpapar covid ya karena kan mutasi wabah gelombang dua memang semakin ganas." Dia pun menjawab, "Iya, bisa jadi itu terjadi karena semakin banyak orang yang mulai abai dengan protokol kesehatan." 

Ternyata selang beberapa waktu kemudian, kamipun turut mendapatkan tiket ke surga. Bahkan almarhum suami sudah lebih dulu masuk ke surga-Nya dengan tiket syahid. Tiket master premium, tiket golden gold yang tidak semua orang mampu mendapatkannya. Tiket Yankee (Y) ibarat orang naik pesawat. Subhanallah. Sementara saya sendiri hanya mendapatkan tiket standar level 1 pun berharap tiket itu bisa saya gunakan saat tiba waktunya.

Banyak hikmah dari diberikannya ujian sakit. Karena sakit itu rahmat, tanda cinta Allah kepada hamba-Nya, sakit itu ampunan dosa karena istighfar yang selalu dilafazkan, sakit itu penggugur dosa-dosa, doa orang sakit itu mustajab, orang sakit pastilah lebih siap menghadapi mati, sakit juga sebagai pintu silaturahim karena handai taulan kembali menyapa sebagai bentuk ungkapan kasih, sakit tempat istirahatnya jasmani tapi rohani semakin dekat kepada Allah, dan sakit itu menghidupkan dzikrullah. Karena lisan selalu basah oleh dzikir sebagai bukti kedekatan dengan Sang Khaliq.

Sakit itu mengundang rahmat Allah dan dzikir secara terus-menerus dengan keimanan kepada Allah akan menyehatkan tidak hanya jasmani tapi juga rohani.

***

Saudaraku, covid 19 itu memang tak terlihat namun nyata. Dia benar-benar ada. Banyak orang masih enggan mempercayainya bahkan menganggapnya sebagai guyonan. Padahal wabah itu dihadirkan Allah agar hamba-Nya senantiasa ikhtiar, berdoa dan selalu mengingat-Nya. Allah itu menyukai doa-doa hamba-Nya yang senantiasa memohon kepada-Nya. 

Namun demikian, masih banyak manusia yang tidak memahami mengapa Allah menurunkan wabah ini. 

Bagi saudaraku yang saat ini masih dianugerahi kesehatan, berempatilah kepada kerabat lain yang sedang sakit. Bahagiakan hati mereka dengan berdoa untuk kesembuhannya bukan sebaliknya malah menghujani dengan pertanyaan yang tidak ada manfaat untuk membantu kesembuhannya. Karena siapapun yang terpapar covid pasti akan merasakan cemas, khawatir, takut, dan berbagai perasaan lain yang berpotensi menurunkan imunitas tubuh.

Rangkul mereka, beri motivasi bahwa kami akan selalu ada dan siap menyambut kehadiranmu saat diberi kesembuhan nanti. Karena covid bukanlah aib tapi wabah yang diturunkan Allah ke muka bumi dan siapa saja bisa terkena atas izin Allah. Jangan takabur bagi yang masih bugar, apalagi berkata dengan nada menghina bisa jadi Allah akan murka.

Sementara bagi saudaraku yang saat ini tengah mendapati dirinya terkontaminasi covid 19, janganlah sedih berkepanjangan. Jangan sampai sedih itu melebihi rasa kesyukuran kepada Allah atas nikmat-Nya yang tak mampu kita hitung. Jangan sampai sakit ini menjadikan kita kufur nikmat dan bersu'udzon kepada-Nya. Sedihlah sewajarnya saja lalu segera ambil hikmah dari anugerah sakit ini. Bukankah Allah tidak akan memberi cobaan di luar kemampuan hamba-Nya? 

Saya turut bahagia saat mendapati beberapa kerabat, yang mampu mengambil hikmah saat dinyatakan positif covid. Meski awalnya diselimuti berbagai perasaan tidak menentu. Artinya, setelah dinyatakan positif malah segera tertangani oleh tim medis dan virus itu akan mampu dilumpuhkan dengan ikhtiar lahir dan batin. Karena hanya Allah Sang Maha Penyembuh.

Tidak perlu jauh-jauh, saudara saya akhirnya harus opname sekeluarga karena dinyatakan positif covid. Begitu masuk  rumah sakit dia malah sangat girang karena mendapati kamarnya bak hotel berbintang dengan menu makanan yang pasti full gizi. Lengkap dengan fasilitas TV, AC, shower hot/cold serta pelayanan prima tim paramedisnya. Semua dijalani dengan penuh rasa syukur. "Ma, aku betah di sini," celoteh si kecil sambil ketawa.

Baca juga :

Mengenang Sosok Suami

Hanya Allah Yang Maha Menjaga

Selamat Jalan Kekasihku

Bersyukur Saat Mendapat Cobaan

Semoga artikel yang sederhana ini bermanfaat buat semua pembaca setia. 

Selamat pagi semua. Selamat beraktivitas jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan. 

Hidup hanya sekali, manfaatkan waktu sebaik mungkin karena waktu tidak akan pernah kembali.

Posting Komentar

0 Komentar