Sebuah pesan singkat mendarat.
"Ya Allah mbak, begitu baca statusmu aku langsung peluk suamiku. Rasanya gak sanggup jika harus kehilangan."
Alhamdulillah, hati saya tatag. Tak sedikitpun terbersit rasa iri. Yang saya ingat bahwa apapun yang saya miliki itu tidak akan abadi. Hanya ada dua pilihan, ditinggalkan atau meninggalkan.
Kemarin siang, CNN Indonesia TV mewawancarai saya secara virtual. Mereka heran mengapa saya bisa setegar ini.
Baca juga : Semua tentang Covid 19
Saya katakan, semua berproses. Dan Allah berperan besar dalam hidup saya. Saya belajar dari pengalaman hidup yang sudah menerpa. Ketiadaan orang tua menjadikan saya bisa setegar seperti sekarang ini.
Saya bersyukur selalu mampu mengambil hikmah dari setiap kejadian yang menimpa saya sekecil apapun itu. Saya berusaha menempatkan apapun yang saya miliki tidak di hati 100 %.
Dari hal-hal kecil, mulai kehilangan barang hingga kehilangan orang yang dicintai. Semua terasa ringan karena saya tidak merasa memiliki tapi dipinjami oleh Sang Pemilik Hidup.
Baca juga : Selamat Jalan Kekasihku
Apa yang melekat dalam diri saya itu tidak abadi. Termasuk pekerjaan, harta, orang yang dicintai. Semuanya hanya titipan, semua milik Allah yang pasti akan diminta kembali tanpa kita tahu kapan waktunya.
Belajar dari kejadian-kejadian yang menerpa hidup saya itulah insya Allah saya belajar tegar, kuat, sabar, dan ikhlas. Walau kadang saat-saat tertentu saya juga merasakan down tapi saya selalu merasa tidak sendiri. Ada Allah yang selalu siap menolong saya.
Keyakinan akan adanya Allah yang Maha Penolong itulah yang menguatkan mental saya. Membuat saya mampu memberikan sepercik nasihat bukan hanya buat diri saya pribadi namun juga bagi orang lain.
Baca juga : Hanya Allah Yang Maha Menjaga
Pesan singkat yang saya sampaikan ke orang-orang terdekat selalu ditanggapi dengan positif. "Rasanya mak nyes mbak baca nasihatnya, wah ini baru pesan yang membangkitkan semangat, tulisannya berenergi banget." Bahagia rasanya, jika pesan yang saya sampaikan ternyata bermanfaat.
Meski hanya sebatas nasihat namun saya bahagia bisa memberikan support kepada mereka. Membangkitkan semangat yang mulai mengendur.
Baca juga : Ragaku Terpenjara tapi Jiwaku Berkelana
Quote-quote ini saya buat selama saya opnam di RS. Bagaimanapun saya harus mensupport diri saya sendiri, menguatkan hati, mempersiapkan kemungkinan terburuk agar secara psikis siap menerima ketetapan Allah yang sudah tertulis di Lauhul Mahfuz.
Saya memang belum menjadi hafizah namun dari sedikit ayat quran yang saya mengerti, saya berusaha pahami maknanya dan saya amalkan dalam kehidupan saya. Kuncinya adalah bersyukur. Karena dengan bersyukur nikmat Allah akan bertambah namun jika kita kufur maka azab-Nya amat pedih.
Baca juga : Sosok Suami
Dan hal terberat adalah bersyukur saat mendapat cobaan dan ujian hidup. Jangan sampai kesedihan mengalahkan rasa syukur kita kepada Allah SWT yang nikmatnya tak mampu kita hitung.
Semoga tulisan singkat ini mampu menghadirkan inspirasi dan semangat untuk melanjutkan hidup yang lebih bermanfaat.
0 Komentar