Meski hanya sebentar bertemu, tapi kami pernah terlibat dalam percakapan yang menurutku berkualitas. Aku sempat memintanya untuk menularkan kepiawaiannya menulis dan membuat komunitas menulis biar semakin banyak yang mendapatkan manfaat. Mungkin juga, sebelumnya dia memang sudah berhasrat untuk menghimpun rekan-rekan sefrekuensi dalam kepenulisan. Alhamdulillah, cita-cita itu akhirnya tercapai. Hobinya menulis tidak hanya bermanfaat untuk dirinya namun juga bagi sekelilingnya.
Meski karya solonya bejibun, dia tak segan turut menulis dalam buku antologi yang kugawangi. Waktu itu aku memang memintanya khusus sebagai salah satu penulis dari 41 penulis, bertajuk "Di Balik Sosok Kartini Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta" terbit April 2020 di tengah badai pandemi.
Dengan limit hanya 5 lembar saja, tapi dia tuangkan idenya hingga melebihi target. Dari kisah yang digoreskan, semakin yakin sosoknya memang penuh dedikasi. Mampu membesarkan madrasah namun juga melambungkan namanya.
Meski usianya masih muda, amanah menjadi Kepala Madrasah layak disandangnya. Sedikit berkisah bagaimana dia harus melangkah menyusun strategi untuk membesarkan madrasahnya. Luar biasa pengorbanannya, turut mengharumkan nama MIN 2 Kulonprogo. Sayang, buku selanjutnya belum sempat kupinang.
Meski posisinya sudah mencapai puncak, tapi tak segan tuk sekedar bertanya dan meminta masukan. Walau jawaban yang kuberikan pun mungkin tak memuaskannya namun dia mampu menghargai itu.
Ada hal yang kusesalkan, karena keinginanku saat masih di Kanwil untuk sekedar mewawancarainya sebagai guru dengan segudang prestasi tak pernah terwujud. Ada saja kendalanya.
Terakhir dia kontak, menanyakan siapa gerangan pembuat pengantar bukunya. Biasanya sang komporis @bramma. Entahlah, bagaimana selanjutnya. Aku hanya bisa menghubungkannya dengan orang-orang yang sekiranya bisa membantunya karena akupun sudah berpindah tugas meskipun tanpa pelepasan hingga saat ini.
Selamat jalan sobat. Surga merindukanmu. Semoga Allah pertemukan kita di jannah-Nya.
0 Komentar