Diri Sendiri adalah Musuh Terberat


Genap enam kali menjadi narasumber dengan topik sama, seputar public speaking benar-benar sesuatu yang mewah banget bagiku. Pertama di hadapan para guru yang jago nyeloteh (3 angkatan), kedua di hadapan kepala KUA, penyuluh, penghulu yang semuanya laki-laki (2 angkatan), dan angkatan terakhir nyempil ibu-ibu 2 orang.

Adalah suatu pembuktian bahwa ternyata aku mampu menunjukkan saat kelemahan berubah menjadi kelebihan. Banyak yang tidak percaya kalau aku tuh sejatinya seorang introvert yang hanya bisa ngomong dengan bahasa kalbu. Memang sih sebelumnya aku seorang guru yang saban harinya kudu bicara di depan anak-anak. Tapi jelas beda bangetlah saat harus bicara sesuatu yang baru di depan orang-orang yang notabene lebih dari aku dalam segala hal.

Nah, di sinilah aku mati-matian berjuang tancapkan rasa percaya diri yang acap kali naik turun kayak timbangan. Beruntung banget aku dikelilingi rekan-rekan yang mensupport abis biar aku semangat pantang menyerah. Pokoknya positif thinking ajalah karena udah terlanjur nyemplung.

Segala jurus pun udah dilakoni. Mulai hunting materi via bookstore, browsing internet, putar youtube bolak-balik, latihan napas, latihan nyeloteh di depan tembok, rekam suara hingga ikhtiar terakhir pasrah sama yang memberi hidup Allah SWT. Jalani sholat dan doa hanya untuk keberhasilan menjadi narasumber. Selalu melibatkan Allah dalam setiap urusanku, itu trik yang selalu aku lakukan. Wajiblah itu, toh semua dalam genggamanNya. Pokoknya all out deh kayak mau tampil di event internasional. Hehe... Seru kan preparenya..

Eh...hampir lupa sebelumnya aku emang udah digembleng dalam pelatihan public speaking. Yang bikin pede karena beberapa mentor mengakui aku punya bakat. Ada yang bilang suaraku tuh natural, inner beautynya bagus, bahasa tubuh mendukung dan banyak lagi.

Bermuara dari sinilah, apresiasi mentor akhirnya berujung pada eksyen yang pelan tapi pasti keyakinan bisa tampil pede itu mulai meninggi hingga akhirnya berani mengajukan diri untuk menjadi narasumber.

Jujur, aku mengakui masih banyak kekurangan di sana-sini. Namanya juga newbie. Sloganku "Jangan takut gagal jika ingin tahu nikmatnya berhasil." Satu langkah yang bikin aku bisa lega adalah keberanian mengalahkan rasa takut, khawatir, cemas, ragu-ragu itu suatu pelajaran berharga yang bisa jadi modal untuk melangkah lebih jauh bahkan melompat lebih tinggi.

Sekali lagi, fokus pada tujuan bukan pada penghalang. Tujuanku sederhana saja. Aku hanya ingin menebar kebaikan, menginspirasi banyak orang, dan membantu mereka mengatasi masalah keluar dari zona tidak nyaman seperti krisis percaya diri. Itu saja gak muluk-muluk, semoga Allah meridloi setiap langkahku dan malaikat di sekelilingku pun mengamini.

Siapa lagi yang akan memperjuangkan hidup kita jika bukan diri kita sendiri yang berjuang.

Posting Komentar

0 Komentar