Ketukan Hati Nurani

Suasana perjalanan menuju Purwokerto

Sejak pagi, pikiran sudah gak tenang karena dapat kabar adik alm. bapakku sakit. Sekarang dirawat di sebuah RS di Purwokerto dalam kondisi belum sadar.

Hati ini merasa terketuk apalagi sebelumnya aku sering berpesan sama orang-orang terdekat. Jika ada kabar saudara atau teman sakit segeralah menengok. Bukan mendahului takdir tapi setidaknya Allah ingatkan kita akan kematian. Jangan sampai penyesalan datang kemudian.

Alhamdulillah, niatku kesampaian meski saat ini masih dalam perjalanan menuju Purwokerto.

Untuk bisa duduk manis dalam KA Mataram tujuan Purwokerto bukan tanpa perjuangan lho. Mulai dari pertimbangan armada antara KA, bus atau travel. Belum lagi perkiraan waktu tiba jangan sampai tiba di RS tapi sudah gak mungkin bertemu pasien. Tentu KA menjadi alternatif utama. Belum lagi soal cuti yang harus diperpanjang karena besok Senin boss, lalu segera sigap hubungi bagian kepegawaian. Alhamdulillah, dmaklumi.

Belum soal batalin janji jagong manten di jam yang sama. Belum soal nitipin meong2 lucu. Belum lagi pamit beberapa agenda di kampung. Huufff, rasanya sudah pusing duluan deh.

Bismillah, mulai packing secukupnya. Sembari tanya jadwal KA sama agen tiket langganan. "Wah kalau sudah mepet gak bisa terlihat by sistem mbak. Harus datang langsung," katanya.

Cuma dia bilang ada yang jam 09.55 WIB. Spontan langsung semangat meski kurang 1 jam lagi. Buruan telp petshop buat ambil meong di rumah. Eh pas, lihat dompet. "Kok gak ada uang yang warna merah sama biru, paling menonjol cuma warna hijau," gumamku kecut.

Segera buka almari, ambil uang baru 5 ribuan. Uang baruku ternyata jadi penolongku saat-saat limit gini.

Manggil gojekpun sudah gak mungkin. Waktu mepet, uangpun zonk. Jadilah naik motor dan aku titipin disana. Saat menuju stasiun Tugu, di tengah jalan bertemu konvoi sebuah partai. Arak-arakan pesepeda motor jelas mengganggu lalu lintas dan kesehatan telingga. Hhmmm kudu sabar sambil menahan bising.

Beberapa saat kemudian tiba di stadiun. Buruan nitipin motor langsung ngantri tiket. Pas antri kulihat tinggal beberapa orang saja. Eh... pas sampai gikiranku ternyata salah loket. Ampuun makkk...
Untungnya masih tersedia seat.

"Mau yang premium apa eksekutif? Premium aja mbak. (Mau yang eksekutif khawatir gak cukup uangnya)
"Kalau premium 75K ya."
Oke mbak. (Alhamdulillah bisa kebeli).
"Tapi 10 menit lagi berangkat ya mbak!"
Ooupppppss...

Habis dapet tiket, lari kekejer nyariin pintu masuk. Daridapa tiket hangus gak jadi berangkat.

Pak, duluin dong 10 menit lagi berangkat.
"Siap mbak."

Alhamdulllah, akhirnya lega bisa duduk manis dalam KA. Serasa capek dan pusingku perlahan menghilang. Ketukan Hati Nurani ternyata mampu memberiku kekuatan. Thanks Allah, semuanya atas pertolonganmu.



Posting Komentar

0 Komentar