Bagi sebagian orang jujur itu berat, tapi harus dikatakan. Biar tidak ada salah paham dikemudian hari.
Nikmati lagu dulu yuk
https://m.starmakerstudios.com/d/playrecording?app=sm&from_sid=62022236342&is_convert=true&recordingId=281475022156414&share_type=whatsapp
Seperti hari ini. Momen halal bihalal, syawalan di kampung. Tidak menyangka aku dipaksa untuk kembali memperkenalkan diri di hadapan ibu-ibu yang hadir. Agak aneh, tapi aku selalu menanggapi dengan positif.
Setiap momen pasti sangat berharga bagiku. Termasuk saat dimana aku harus kembali merefresh tentang siapa diriku sebenarnya. Aku harus sadar diri, bahwa aku bukan yang dulu lagi.
Sudah 9 tahun aku tinggal di kampung ini, bisa dibilang warganya sangat heterogen. Baik dari segi pendidikan maupun ekonomi. Makanya aneh juga jika aku diminta bicara untuk sekedar memperkenalkan diri kembali.
Jujur, tentang status itu saat penting bagiku. Karena menyangkut kenyamanan hati. Gak mau dong dicemburui orang, hanya karena mereka tidak mengenalku lebih jauh.
Status single parent itu berat, makanya mereka harus tahu. Itu bukan kemauanku. Qadarullah, takdir yang memaksaku masuk dalam lingkaran yang tidak pernah kuharapkan sebelumnya.
Dipisahkan karena kematian di saat masih sangat mencintai, masih sangat menyayangi bahkan masih banyak mimpi yang belum terealisasi. Rasanya dunia runtuh. Bersyukur iman masih digenggam erat.
Mereka yang hadir harus tahu, walau berstatus ja**a tapi aku punya harga diri. Aku wanita baik-baik (red: sholihah), mandiri, tegar, dan punya jiwa sosial yang siap bantu siapa saja yang membutuhkan. Tentu sesuai kapasitasku.
Perkenalan yang cukup singkat, tapi memberi rasa lega setelah kusampaikan semuanya. Kulihat mereka justru menunduk malu karena prasangka mereka keliru. Terima kasih Allah, kuyakin semua kejadian hari ini pun atas kehendak-Mu untuk menyelamatkanku dari segala fitnah.
Seperti hari ini. Momen halal bihalal, syawalan di kampung. Tidak menyangka aku dipaksa untuk kembali memperkenalkan diri di hadapan ibu-ibu yang hadir. Agak aneh, tapi aku selalu menanggapi dengan positif.
Setiap momen pasti sangat berharga bagiku. Termasuk saat dimana aku harus kembali merefresh tentang siapa diriku sebenarnya. Aku harus sadar diri, bahwa aku bukan yang dulu lagi.
Sudah 9 tahun aku tinggal di kampung ini, bisa dibilang warganya sangat heterogen. Baik dari segi pendidikan maupun ekonomi. Makanya aneh juga jika aku diminta bicara untuk sekedar memperkenalkan diri kembali.
Jujur, tentang status itu saat penting bagiku. Karena menyangkut kenyamanan hati. Gak mau dong dicemburui orang, hanya karena mereka tidak mengenalku lebih jauh.
Status single parent itu berat, makanya mereka harus tahu. Itu bukan kemauanku. Qadarullah, takdir yang memaksaku masuk dalam lingkaran yang tidak pernah kuharapkan sebelumnya.
Dipisahkan karena kematian di saat masih sangat mencintai, masih sangat menyayangi bahkan masih banyak mimpi yang belum terealisasi. Rasanya dunia runtuh. Bersyukur iman masih digenggam erat.
Mereka yang hadir harus tahu, walau berstatus ja**a tapi aku punya harga diri. Aku wanita baik-baik (red: sholihah), mandiri, tegar, dan punya jiwa sosial yang siap bantu siapa saja yang membutuhkan. Tentu sesuai kapasitasku.
Perkenalan yang cukup singkat, tapi memberi rasa lega setelah kusampaikan semuanya. Kulihat mereka justru menunduk malu karena prasangka mereka keliru. Terima kasih Allah, kuyakin semua kejadian hari ini pun atas kehendak-Mu untuk menyelamatkanku dari segala fitnah.
0 Komentar